Mengetahui contoh tarif pajak degresif itu perlu, sebab kalau cuma mengandalkan teori saja tentu akan susah untuk dimengerti.
Oleh sebab itu, penting sekali untuk melihatnya.
Apalagi pajak Degresif sendiri sering juga kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Sehingga biar kita nanti tidak salah menerapkannya, akan lebih baik kalau tahu secara mendalam.
Ya ibaratnya buat jaga jaga juga. Supaya kedepannya tidak mengalami kesalahan perhitungan pajak.
Table of Contents
Contoh Tarif Pajak Degresif
Pertama-tama mari kita ketahui dahulu soal pengertian tarif pajak Degresif itu apa.
Jadi tarif pajak degresif itu adalah tarif pajak yang persentasenya bakalan menurun ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.
Yang mana itu artinya semakin besar dasar pengenaan pajaknya, justru tarif yang dikenakan malahan semakin kecil.
Sebagai gambaran misal pengenaan pajak 10 juta itu 20 persen, maka ketika naik ke 20 juta malah jadi 15 persen saja.
Sampai disini maksud kan?
Makanya tidak heran pula kalau jenis tarif pajak ini tidak pernah digunakan dalam praktik hukum perpajakan di Indonesia. Atau kalau misalkan ada, itu sangat sedikit.
Berbeda kalau misalkan kamu ada di luar negeri.
Atau biar lebih jelasnya, silahkan lihat informasi selengkapnya di bawah ini.
Contoh Tarif Pajak Degresif Proporsional
Untuh bahasan pertama, kami akan memberikan informasi yang berasal dari jenis pajak Degresif Proposional.
Dimana jenis pajak ini adalah tarif pajak yang persentasenya bakalan terus menurun, seiring meningkatnya dasar pengenaan pajak. Terus terkait penurunannya, itu akan terus sama besar.
Misalnya kalau turunnya 3%, maka akan terus menerus segitu.
Sebagai gambaran, silahkan lihat contoh tarif pajak degresif proporsional melalui table dibawah ini
Dasar Pengenaan Pajak | Tarif | Penurunan Tarif | Jumlah Pajak |
Rp10.000.000 | 30% | โ | Rp3.000.000 |
Rp20.000.000 | 27% | 3% | Rp5.400.000 |
Rp30.000.000 | 24% | 3% | Rp7.200.000 |
Rp40.000.000 | 21% | 3% | Rp8.200.000 |
Nah itulah gambaran atau contoh yang bisa kalian coba pahami terkait mekanisme perhitungan pajak degresif yang malah cenderung turun ketika dasar pengenaannya naik.
Oh ya, kalian sudah tahu belum? Cara cek pajak Vario 150 yang baik dan benar itu seperti apa.
Atau coba lihat, apakah pajak sepeda motor seperti ini masuk ke dalam skema degresif atau tidak.
Contoh Tarif Pajak Degresif – Degresif
Loh ini maksudnya apa, kok Degresif โ degresif.
Maksud dari degresif-degresif adalah tarif pajak yang belaku akan memiliki persentase semakin kecil, jika dasar pengenaan pajaknya malah meningkat dan besaran tarifnya pun akan terus mengecil juga.
Terus untuk contoh penerapan tarif pajak degresif-degresif adalah sebagai berikut:
Dasar Pengenaan Pajak | Tarif | Penurunan Tarif | Jumlah Pajak |
Rp10.000.000 | 25% | โ | Rp2.500.000 |
Rp20.000.000 | 21% | 4% | Rp4.200.000 |
Rp30.000.000 | 17% | 4% | Rp5.100.000 |
Rp40.000.000 | 13% | 4% | Rp5.200.000 |
Itulah gambaran mengenai tarif pajak akan menurun terus. Paham maksudnya kan?
Makanya tidak heran kalau pada akhirnya jarang diterapkan di Indonesia. Sebab kalau di Indonesia malah sebaliknya.
Kebanyakan yang diterapkan itu sistem progresif.
Lihat saja contohnya seperti pajak penghasilan yang kalau pendapatnnya samakin tinggi, maka tarifnya juga akan makin meningkat.
Meskipun ya tetap ada perhitungan khusus agar nominalnya tidak terlalu besar.
Oh ya, bagi pemilik sepeda motor Scoopy, kalian bisa juga cari tahu tentang cara cek pajak Scoopy 2023 melalui artikel yang sudah kami siapkan.
Silahkan lihat saja langsung ke artikelnya.
Contoh Tarif Pajak Degresif Progresif
Lanjut ke perihal tarif pajak degresif progresif yang nyatanya juga ada.
Sebab ini juga penting untuk diketahui. Apalagi misalkan mau daftar ke tempat sertifikat brevet pajak yang diakui.
Kan lumayan ini buat pengetahuan tambahan. Sehingga pas waktunya tiba, malah justru sudah paham dan membuat kamu semakin ahli.
Jadi sebenarnya, Jenis tarif ini adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil bila dasar pengenaan pajaknya meningkat dan mengenai besaran penurunan tarifnya juga akan semakin besar.
Dan untuk contoh tarif pajak degresif progresif itu seperti apa, silahkan lihat table di bawah ini.
Dasar Pengenaan Pajak | Tarif Pajak | Penurunan Tarif | Jumlah Pajak |
Rp10.000.000 | 40% | โ | Rp4.000.000 |
Rp20.000.000 | 36% | 4% | Rp7.200.000 |
Rp30.000.000 | 28% | 8% | Rp7.800.000 |
Rp40.000.000 | 16% | 12% | Rp6.400.000 |
Nah itulah gambaran tentang contoh tarif pajak degresif progresif yang sebaiknya Anda tahu juga.
Bisa terlihat kalau misalkan besaran tarif degresif ini berbeda-beda tiap jenisnya. Cuma yang jelas, semuanya sama sama mengarah ke penurunan tarif.
Hanya saja mekanismenya yang berbeda-beda. Benar begitu bukan?
Oh ya, khusus buat warga Samarinda atau Balikpapan, kalian bisa coba melihat tentang cara cek pajak kendaran sesuai wilayah Anda melalui artikel yang sudah kami persiapkan.
Silahkan kunjungi saja, dan lihat panduan-panduannya seperti apa.
Demikian informasi yang dapat djppajak.com sampaikan terkait contoh tarif pajak progresif itu seperti apa sesuai dengan jenisnya.
Akhir kata, semoga semua yang kami sampaikan bisa berguna untuk pembaca. Terima kasih sudah berkunjung.